kesehatan
Entri Populer
-
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HEMOROID DISUSUN OLEH: Chadif nurul afidin 10.01.15.10 PRODI D-III KEPERAWATAN...
-
ASUHAN KEPERAWATAN GOUT A. Definisi Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi ...
Rabu, 07 Maret 2012
ASKEP HEMOROID CHADIF
ASUHAN
KEPERAWATAN
DENGAN
HEMOROID
DISUSUN
OLEH:
Chadif
nurul afidin
10.01.15.10
PRODI D-III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AN NUR PURWODADI
TAHUN AJARAN
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat .waktu. Makalah
yang berjudul“ ASUHAN
KEPERAWATAN HEMOROID “ guna disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Selain itu
pembaca diharapkan dapat memahami
tentang gejala-gejala hemoroid secara baik dan benar setelah
membaca makalah ini. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak
Fatchullah S.Kep,Ns,M.Kes selaku dosen
pembimbing
2. Teman-teman
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah.
3. Orang
tua kami yang selalu memberi support yang positif dan do’a
Penyusun menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat
bagi mahasiswa keperawatan khususnya dan umumnya bagi pembaca.
Purwodadi,08 oktober 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara
sederhana definisi hemoroid adalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan
keluhan keluhan dan gejala – gejala. hemoroid merupakan gangguan kesehatan yang
paling sering terjadi yang disebabkan karena konstipasi,mengejan saat BAB, atau pembesaran vena
pada ranus.
Pada sebagian
besar kasus inflamasi hemoroid berkolerasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien.
Sebaliknya keluhan pasien dan gejala klinis passien berkolerasi dengan komplikasi hemoroid.
B. TUJUAN
- Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan
manajemen asuhan keperawatan pasien dengan hemoroid
- Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui Penyakit hemoroid ( definisi, penyebab,
manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostic, Komplikasi,
Penatalaksanaan )
b. Mampu melakukan Pengkajian
pada pasien hemoroid
c. Mampu membuat analisa data
pada pasien hemoroid
d. Mampu merumuskan Diagnosa
keperawatan pada pasien hemoroid
e. Mampu menyusun Rencana
Tindakan ( Intervensi ) pada pasien hemoroid
f. Mampu Melakukan Tindakan (
Implementasi ) pada pasien hemoroid
g. Mampu Mengevaluasi Tindakan pada pasien hemoroid
h. Mampu melakukan
dokumentasi asuhan keperawatan hemoroid.
C. MANFAAT
- Manfaat Teoritis
Makalah ini bisa dijadikan
sebagai bahan acuan untuk melakukan asuhan keperawatan yang ada di Klinik,
bahan rujukan mahasiswa ketika praktek
di Rumah sakit.
- Manfaat praktis
Makalah ini dapat
dijadikan penyusun untuk bekal ketika
membuat pengkajian s. d dokumentasi askep pada pasien hemoroid.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini di susun meliputi
BAB I :Terdiri atas Latar belakang,tujuan (tujuan umum dan tujuan
khusus), manfaat(manfaat teoritis dan manfaat praktis), sistematika penulisan.
BAB II :Terdiri
atas Konsep Dasar Medis (definisi, klasifikasi, etiologi, manifistasi klinik,
pathofisiologi, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalakssanaan) dan Konsep
Dasar Keperawatan(pengkajian data dasar dan diagnosa dasar)
BAB III :penutup
(kesimpulan dan saran)
BAB IV :daftar
pustaka.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara sederhana definisi hemoroid adalah varises
dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan keluhan keluhan dan gejala – gejala.
hemoroid
merupakan gangguan kesehatan yang paling sering terjadi yang disebabkan karena konstipasi,mengejan saat BAB, atau pembesaran vena pada anus.
Pada sebagian besar kasus inflamasi hemoroid berkolerasi
dengan keluhan dan gejala klinis pasien. Sebaliknya keluhan pasien dan gejala
klinis passien
berkolerasi dengan komplikasi hemoroid.
Penyakit hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an,
50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang
terkena. Kehamilan diketahui mengawali dan memperberat adanya hemoroid. jadi
dapat disimpulkan bahwa wanita resiko terkena hemoroid lebih tinggi dibanding
laki-laki. Dilihat dari etiologinya salah satunya adalah kehamilan dan juga
hereditasnya.
B. TUJUAN
- Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan manajemen asuhan keperawatan pasien hemoroid dengan baik dan benar
- Tujuan Khusus
a.
Mampu mengetahui Penyakit hemoroid ( definisi,
penyebab, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostic,
Komplikasi, Penatalaksanaan )
b.
Mampu melakukan Pengkajian pada
pasien hemoroid
c.
Mampu membuat analisa data pada
pasien hemoroid
d.
Mampu merumuskan Diagnosa
keperawatan pada pasien hemoroid
e.
Mampu menyusun Rencana Tindakan
( Intervensi ) pada pasien hemoroid
f.
Mampu Melakukan Tindakan (
Implementasi ) pada pasien hemoroid
g.
Mampu Mengevaluasi Tindakan pada pasien hemoroid
h.
Mampu melakukan
dokumentasi asuhan keperawatan hemoroid
C. MANFAAT
- Manfaat Teoritis
Makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan
asuhan keperawatan yang ada di Klinik, bahan rujukan mahasiswa ketika praktek di Rumah sakit.
- Manfaat praktis
Makalah ini dapat dijadikan penyusun untuk bekal ketika membuat pengkajian sampai dengan dokumentasi askep pada pasien hemoroid.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini di susun meliputi
BAB I :Terdiri atas Latar belakang,tujuan
(tujuan umum dan tujuan khusus), manfaat(manfaat teoritis dan manfaat praktis),
sistematika penulisan.
BAB II :Terdiri
atas Konsep Dasar Medis (definisi, klasifikasi, etiologi, manifistasi klinik,
pathofisiologi, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalakssanaan) dan Konsep
Dasar Keperawatan(pengkajian data dasar dan diagnosa dasar)
BAB III :penutup (kesimpulan dan saran)
BAB IV :daftar
pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
KONSEP DASAR HEMOROID
1.
DEFINISI
Hemoroid adalah pelebaran ( varices satu segmen
atau lebih vena-vena hemoroiddalis ) (Mansjoer, 2000 : 321).
Menurut (Smeltzer, 2000 :
1138 dalam buku keperawatan medikal
bedah ) Hemoroid yaitu bagian vena yang berdilatasi
dalam kanal anal, menurut (Price, 1995 : 120)
Hemoroid yaitu bagian vena varikosa pada anus (Sjamsuhidayat, 1997 :910)
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang
tidak merupakan keadaan patologik.
Hemoroidectomi yaitu tindakan pembedahan yang diperlukan bagi pasien
dengan keluhan kronis dan hemoroid derajat tiga atau empat (Mansjoer, 2000 :
323)
Hemoroidectomi adalah operasi untuk mengambil varices vena-vena
hemoroidalis. (Warfield, 1996 : 166)
2.
KLASIFIKASI
Klasifikasi Hemoroid menurut (Smeltzer, 2002 : 1138) dalam buku ajar keperawatan medikal bedah yaitu
a.
Hemoroid interna adalah hemoroid yang terjadi di ataas sfingter anal. Hemoroid interna adalah
vena yang berdilatasi pada pleksus rektalis superior dan media
b.
Hemoroid eksterna adalah hemoroid yang muncul di luar sfingter anal.
Sedangkan menurut (Sabiston, 1995 : 56) dan hemoroid eksterna adalah vena
rektalis inferior yang terletak di bawah dentura dan ditutupi oleh epitel
gepeng.
3.
ETIOLOGI
Menurut Price, 1995, dalam
buku patofisiologi penyebab Hemoroid adalah :
a.
Konstipasi atau diare
b.
Sering mengejan
c.
Kongesti pelvis pada kehamilan
d.
Pembesaran prostat ( benigna prostat hyperplasia / BPH )
e.
Fibroma uteri
f.
Tumor rektum
g.
Penyakit hati kronik disertai
hipertensi portal
Menurut Mansjoer, 2000 : 322 penyebab hemoroid adalah :
a.
Herediter
b.
Makanan
c.
Pekerjaan
d.
Psikis
e.
Senilitas ( Ageing Process )
4.
DERAJAT HEMOROID & MANIFESTASI
KLINIK
Tanda dan gejala menurut
Smeltzer, 2002 : 1138 :
a.
Perdarahan ( blooding spoting )
b.
Nyeri akibat inflamasi
c.
Edema akibat trombus
Menurut Mansjoer, 2000 : 322
Hemoroid mempunyai tanda dan gejala yang berbeda pada tiap tingkat :
1.
Hemoroid tingkat I :varices satu atau lebih V, hemoroidales interna dengan gejala
pendarahan berwarna segar pada saat buang air besar
2.
Hemoroid tingkat II :varices dari satu atau lebih V. hemoroidales interna yang keluar
dari dubur pada saat defekasi tapi bisa masuk kembali dengan sendirinya.
3.
Hemoroid tingkat III :seperti tingkat II tetapi tidak dapat masuk spontan, harus didorong kembali ( dengan bantuan manual )
4.
Hemoroid tingkat IV :telah terjadi inkaseraata
5.
PATOFISIOLOGI
Drainase daerah anorektal adalah melalui vena-vena hemoroidalis superior dan inferior.
Vena hemoridalis superior mengembalikan daerah ke v. mesenterika inferior dan
berjalan submukosa dimulai dari daerah anorektal dan berada dalam bagian yang
disebut kolumna morgagni, berjalan memanjang secara radier sambil mengadakan
anostomosis. Ini menjadi varices disebut hemoroid interna. Lokasi primer
hemoroid interna (pasien berada dalam posisi litotomi) terdapat pada tiga tempat
yaitu anterior kanan, posterior kanan dan lateral kiri. Hemoroid yang lebih
kecil terjadi diantara tempat-tempat tersebut. V. hemoroidales inferior memulai
venular dan pleksus – pleksus kecil di daerah anus dan distal dari garis
anorektal. Pleksus ini terbagi menjadi dua dan pleksus inilah yang menjadi
varices dan disebut hemoroid eksterna (Mansjoer, 2000 : 321).
Hemoroid timbul
akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Beberapa faktor etiologi telah diajukan termasuk konstipasi atau
diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat,
fibroma uteri, dan tumor rektum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi
portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior
mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu, sistem portal tidak
mempunyai katub, sehingga mudah terjadi aliran balik. (Price, 1995 : 420).
6.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksan dalam rectal ( Rectal toucher ), secara digital dan dengan anoskopi, pada pemeriksaan rektal secara
digital mungkin tidak ditemukan apa-apa bila masih stadium awal.
Pemeriksaan anoskopi dilakukan untuk
melihat hemoroid interna yang tidak
mengalami penonjolan. (Mansjoer, 2000 : 322).
7.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang timbul menurut Mansjoer, 2000 : 324 dan Price, 1995
: 421 :
a.
Pendarahan hebat
b.
Abses
c.
Fistula anal
d.
Inkaserasi
e.
Trombosis
f.
Strangulasi
8.
PENATALAKSANAAN
Pasien dengan hemoroid ( derajat I
dan II) dapat diobati dengan tindakan lokal dan anjuran diit. Hilangkan faktor penyebab, misal
obstipasi dengan diet rendah sisa, banyak makan makanan berserat seperti buah
dan sayur, banyak minum dan mengurangi daging.
Bila ada infeksi berikan antibiiotik peroral.
Bila nyeri terus menerus, berikan supositoria / salep
rectal untuk anestesi dan pelembab kulit.
Untuk melancarkan defekasi saja dapat diberikan cairan
parafin atau larutan magnesium sulfat 10%.
Penatalaksanaan pembedahan yaitu tehnik Seton Hemoroid
dapat dibuat nekrosis dengan cara membekukan dengan CO2 dan N2O, teknik ini
tidak begitu banyak dipakai karena sulit mengontrol mukosa yang terkelupas dan
timbulnya bau yang tidak enak dari anus.
Tindakan bedah diperlukan bagi pasien dengan keluhan
kronis dan hemoroid derajat III/ IV. Prinsip utama
hemoroidectomi adalah eksisi hanya pada jaringan yang menonjol dan eksisi
konservartif kulit serta anoderm normal (Mansjoer, 2000 : 323)
B. KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1.
Pengkajian Data Dasar
Pengkajian ini untuk pendekatan yang sistematis untuk mengetahui
kebutuhan pasien dengan Hemoroid yang meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual.
Pengkajian meliputi :
a.
Biodata yang terdiri dari
identitas pasien dan penanggung jawab
b.
Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan pasien saat ini yang merupakan gejala dan tanda penyakit, riwayat
kesehatan yang diambil untuk menentukan keadaan saat ini. Kaji perasaan pasien tentang
kondisi seperti halnya :
a) Apakah klien pernah mengalami pendarahan rektum ?
b) Fesesnya hitam atau seperti teh ?
c) Nyeri rektal ?
d) Konstipasi / diare ?
e) Apakah ini terjadi selama defekasi ?
f) Seberapa sering ?
c.
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pasien yang dahulu yang berhubungan
dengan saat ini meliputi:
a) Apakah ada riwayat kanker kolorektal, polip atau penyakit inflamasi
usus besar ?
b) Bagaimana kebiasaan diet terhadp pemasukan tinggi lemak atau kurang
makanan berserat ?
d.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga ada yang mengalami kanker kolon, polip
keluarga (risiko terjadi kanker kolorektal) ?
e.
Pola fungsional yang digunakan
yaitu pola fungisonal menurut Virginia Henderson karena teori keperawatan
Virginia Henderson (Harmer and Handerson, 1995) mencakup seluruh kebutuhan
dasar seorang manusia (Henderson, 1964) mendefinisikan keperawatan sebagai
berikut :
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam
melaksanakan aktivitas yang dimiliki, kontribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan
bila memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini
dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat
mungkin kebutuhan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson,
1996).
14 kebutuhan
dasar Henderson adalah :
a)
Bernafas secara normal
b)
Makan dan minum cukup
c)
Eliminasi
d)
Bergerak dan mempertahankan
posisi yang dikehendaki
e)
Istirahat dan tidur
f)
Memilih cara berpakaian dan
melepas pakaian
g)
Mempertahankan temperatur
h)
Menjaga tubuh tetap bersih dan
rapi
i)
Menghindari bahaya dan
lingkungan
j)
Berkomunikasi dengan orang lain
k)
Beribadah menurut keyakinan
l)
Bekerja dan menjanjikan
prestasi
m)
Beriman dan berpartisipasi
dalam berbagai bentuk rekreasi
n)
Belajar menggali atau memuaskan
rasa keinginan yang mengacu pada perkembangan dan kesehatan normal (Potter,
2005 : 274)
f.
Pengkajian fisik pada anus
secara umum tujuan pengkajian di sini adalah untuk mendapatkan data mengenai
kondisi anus dan rektum dengan melakukan inspeksi pada anus untuk mengetahui
ada atau tidaknya hemoroid, lesi atau kemerah-merahan. Normalnya kulit anus
nampak utuh, tidak ada hemoroid, lesi atau kemerah-merahan. Lakukan palpasi
pada dinding rektum dan rasakan ada tidaknya nodula, massa serta nyeri tekan.
Bila ditemukan adanya massa, catat
lokasinya secara jelas, misalnya teraba benjolan pada dinding anterior 2 cm
proksimal terhadap spingter ani internal. (Priharjo, 1995 : 118)
g. Pengelolaan Kasus
Penyakit
hati kronis dan hipertensi pada vena hemoroidali superior
|
Kehamilan
|
Obesitas
|
Sering mengejan
|
Vena berdilatasi
|
Benjolan pada anus
|
Interna
|
Nyeri
|
Adanya tonjolan saat mengejan
|
Menyebabkan pendarahan saat
defeksasi
|
Adanya pelebaran dan penonjolan pada
pleksus hemoroid inferior
|
Trauma
oleh feses yang keras
|
Anemia berat
|
Pendarahan berulang
|
Perubahan perfusi jaringan
|
Hemoroid
|
Makanan rendah serat
|
Menurunya asupan serat
|
Terjadi trombosis
|
Insisi bedah
|
hemoroidectomi
|
Terputusnya kontinuitas jaringan
|
3.Resti infeksi
|
1. Nyeri
|
Takut untuk defekasi
|
Respon defekasi
|
Eksterna
|
2. Resti Konstipasi
|
4. Kurang pengetahuan
|
Kurangnya informasi
|
Tidak tahu tentang penyebab
|
Mengalirkan darah ke dalam sistem
portal
|
Sistem portal tidak mempunyai katub
|
Terjadi aliran balik
|
2. Diagnosa Kperawatan dan Fokus Intervensi
1.
Nyeri berhubungan dengan insisi bedah (Doenges, 2000)
Ditandai dengan : -
Keluhan nyeri / melaporkan rasa sakit
- Perilaku melindungi/distraksi, fokus pada
diri sendiri
- Respon autonomik
Intervensi
1.
Selidiki keluhan nyeri,
perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 – 10) dan faktor pemberat dan
penghilang.
2.
Anjurkan pasien untuk
melaporkan nyeri saat mulai.
3.
Pantau tanda-tanda vital.
4.
Kaji penyebab ketidaknyamanan
yang mungkin selain dari prosedur operasi.
5.
Berikan informasi mengenai
sifat ketidaknyamanan, sesuai kebutuhan.
6.
Lakukan reposisi sesuai
petunjuk, misalnya semi fowler, miring
7.
Dorong penggunaan teknik
relaksasi, misalnya latihan nafas dalam dan teknik distraksi dan lakukan rendam
duduk
2. Resiko terhadap konstipasi
berhubungan dengan kegagalan berespon terhadap isyarat untuk defekasi karena
takut nyeri
Intervensi
1.
Kaji faktor penyebab seperti
pembedahan yang menurunkan kemampuan untuk mengejan.
2.
Kurangi nyeri rektal, jika
mungkin dengan menginstruksikan tindakan korektif seperti peningkatan masukan
cairan, peningkatan masukan makanan tinggi serat, lakukan rendam duduk.
3.
Lindungi sekitar kulit dari
kerusakan seperti evaluasi sekitar kulit. Bersihkan dengan agen non iritasi
misalnya penggunaan gerakan lembut dan gunakan tissue lembut untuk membersihkan
setelah defekasi, anjurkan rendam duduk setelah defekasi.
4.
Lakukan penyuluhan dengan
mengajari metode mencegah tekanan rektum yang memperbesar hemoroid, cegah duduk
lama, cegah mengejan ketika defekasi, dan ajari agar feses lunak, mislanya diet
rencah sisa, tinggi masukan cairan.
3.
Resiko terhadap Infeksi berhubungan dengan kontaminasi fekal
(Carpenito, 2001).
Intervensi
1.
Pantau suhu setiap 4 jam
2.
Kaji status nutrisi untuk memberikan
masukan protein dan kalori yang sesuai untuk penyembuhan.
3.
Instruksikan klien dan keluarga
melakukan tindakan aseptif yang sesuai.
4.
Gunakan teknik aseptif selama
mengganti balutan.
4.
Resiko terhadap penatalaksanaan aturan terapeutik tak efektif berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang perawatan luka, pencegahan kekambuhan,
kebutuhan nutrisi (diet, cairan), program latihan dan tanda dan gejala
komplikasi (Carpenito, 2001).
Intervensi
1.
Identifikasi faktor-faktor
penyebab atau pendukung yang menghambat pengelolaan yang efektif.
2.
Bangun rasa pecaya dan kekuatan
(Zerwich, 1992)
3.
Kurangi / hilangkan untuk
proses belajar
4.
Kurangi ansietas
5.
Tingkatkan proses pembelajaran
individu / keluarga.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hemoroid adalah
penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada praktek dokter
sehari-hari. Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena
hemoroidhalis. Biasanya masyrakat awam menyetnya dengan wasir atau ambeyen.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hemoroid adalah nyeri
berhubungan dengan insisi bedah, Resiko terhadap
konstipasi berhubungan dengan kegagalan berespon terhadap isyarat untuk
defekasi karena takut nyeri , Resiko terhadap Infeksi berhubungan dengan kontaminasi fekal, Resiko terhadap
penatalaksanaan aturan terapeutik tak efektif berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan luka, pencegahan kekambuhan, kebutuhan nutrisi
(diet, cairan), program latihan dan tanda dan gejala komplikasi.
B.
SARAN
Yang paling baik dalam mencegah hemoroid yaitu dengan mempertahankan tinja
tetap lunak agar mudah keluar, dimana hal ini menurunkan tekanan dan pengedanan
dan mengosongkan usus segera mungkin setelah perasaan mau ke belakang timbul.
Latihan olahraga seperti berjalan, peningkatan konsumsi serat diet juga
membantu mengurangi konstipasi dan mengedan.
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner
& Suddart.1997.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC
Brunner
& Sudart.1996.keperawatan medikal bedah.Jakarta:EGC
Smeltzer, 2002 :
1138.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC
Doenges Moorhouse Geissle, 1999.Rencana Asuhan Keperawatan Ed.3.Penerbit
Buku Kedokteran EGC:Jakarta
Smeltzer,Brenda
C.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC
Manuaba,I.B.G.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan
Rutin Obstetri Ginekologi dan
Keluarga Berencana.Jakarta: EGC
Langganan:
Postingan (Atom)